Minggu, 19 Maret 2017

Mulai dari Kinang Hingga Telur Kamal, Ini Filosofinya

Solo, Kitab Kuning Digital. Setiap diadakannya Tradisi Sekaten yang diadakan di Kota Surakarta, para pengunjung tentu tidak asing dengan beberapa benda sebagai berikut, yakni; kinang, pecut (cambuk), mainan gangsingan, celengan, dan telur.

Benda-benda ini, menurut Tafsir Anom K.R.T. Muhammad Muhtarom, memiliki filosofi tersendiri. Kinang misalnya, benda yang terdiri dari 5 unsur ini sebagai pembelajaran seseorang harus melaksanakan 5 rukun Islam.

Mulai dari Kinang Hingga Telur Kamal, Ini Filosofinya (Sumber Gambar : Nu Online)
Mulai dari Kinang Hingga Telur Kamal, Ini Filosofinya (Sumber Gambar : Nu Online)


Mulai dari Kinang Hingga Telur Kamal, Ini Filosofinya

Dalam kinang bila hanya menggunakan 3 unsur kinang maka sudah enak yang artinya bila kita mampu melaksanakan 3 rukun islam; syahadat, sholat dan puasa maka sudah baik. Sedangkan, dua unsur lainnya, zakat dan haji menjadi penyempurna, bila ada kemampuan, terang Muhtarom yang juga Ketua MWCNU Pasar Kliwon itu, Selasa (13/12).

Sementara itu, pecut memiliki makna bahwa kita harus berupaya mecut (mencambuk) hawa nafsu. Artinya mampu mengendalikan hawa nafsu, agar hidupnya selamat terarah, kata dia.

Kitab Kuning Digital

Kemudian, gangsingan yang artinya istiqamah. Ketika gangsingan diputar dengan putaran yang sangat kencang maka gerakan gangsingan akan stabil dan celengan, bermakna agar banyak menabung amal shalih.

Hidup di dunia ini pada hakikatnya permainan belaka diibaratkan dengan simbol berbagai dolanan (mainan). Ketika kita kita bisa mengambil nilai-nilai di atas maka hidup kita akan mencapai kesempurnaan maka dilambangkan dengan endok (telur) kamal, pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Kitab Kuning Digital

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/73741/mulai-dari-kinang-hingga-telur-kamal-ini-filosofinya

Kitab Kuning Digital

Selasa, 07 Februari 2017

Hidup Guru Marzuqi untuk Ngaji

Saat matahari naik sepenggalah, asap mulai mengepul dari dapur rumah. Asap yang menjulang, menepuk-tepuk rimbunan pohon Nangka, lalu perlahan memudar. Ia berasal dari tungku yang sedang mengukus Singkong.

Sebentar-sebentar api tungku meletupkan sesuatu. Lidahnya terus merayap dan melahap belahan-belahan kayu bakar yang sebagian masih basah. Kicau burung Cerokcok yang menjejakkan kaki di dahan Nangka, mengaburkan detak-detak letupan api.

Hidup Guru Marzuqi untuk Ngaji (Sumber Gambar : Nu Online)
Hidup Guru Marzuqi untuk Ngaji (Sumber Gambar : Nu Online)


Hidup Guru Marzuqi untuk Ngaji

Sementara di beranda, sang empunya rumah, yang masyhur dengan sebutan Guru Marzuqi, tengah memberikan tashwir di hadapan belasan santrinya. Ia menghadapi dua kitab berlapik sebuah lekar. Satu terbuka, sedang dibaca. Satu masih tertutup, menunggu dibaca.

Usai pembacaan satu kitab, dua tiga nampan berisi singkong kukus keluar dari balik tirai pintu. Seorang bujang menuangkan teh panas tanpa gula dari cerek besar. Sebentar kemudian gelas-gelas yang berjajar rapi pada sebuah talam besar, terisi seperlunya. Dalam beberapa hitungan, gelas berisi teh tanpa gula sudah sampai di tangan semua hadirin.

Kitab Kuning Digital

Ini merupakan satu hidangan lazim dunia santri di Betawi. Kecuali itu, hidangan semacam ini adalah bentuk penghargaan Guru Marzuqi kepada santrinya yang datang dari sejumlah daerah di Jabodetabek. Maklum, santri Guru Marzuqi kebanyakan orang-orang tua. Mereka juga guru-guru besar di desanya.

Kitab Kuning Digital

Lepas menyantap potongan singkong kukus, mereka melanjutkan kitab lainnya. Mereka sedikit berbincang usai membaca dua kitab. Lalu dengan doa sang guru, mereka bubar entah ke mana membawa diri, keberkahan doa, dan ilmu.

Guru Marzuqi berjalan ke halaman belakang. Mengambil air sembahyang, lalu masuk ke dalam rumah. Gua mau ngajar dulu di masjid, kata Guru Marzuqi kepada istrinya di pintu rumah.

Mendekap dua kitab, sang guru berjalan menuju masjid di tetangga kampung. Menyusuri pohon-pohon rindang di kiri-kanan jalan, Guru Marzuqi terus melangkah menikmati kicauan burung. Sesekali guru Marzuqi menerima tawaran mampir dari tetangga.

Sampai di masjid, puluhan santri yang sudah menanti, mengecup bolak-balik tangan sang guru. Mereka melakukannya secara bergantian hingga tidak terasa sang guru sudah duduk di dalam masjid menghadapi kitab terbuka.

Tashwir sang guru atas dua kitab, selesai sebelum beduk Zuhur berdebam. Dalam tashwir, Guru Marqzuqi menyampaikan semua pemahaman yang didapatnya saat mengaji di Mekah dulu. Tidak satu pun pemahaman dari guru-gurunya disembunyikan.

Usai sembahyang Isya, ribuan butir air menitik di atap genting. Kilatan cahaya di langit diiringi suara guntur yang menggelegar. Sedangkan rimbunan daun Nangka di belakang rumah menjadi berat. Warna hijau dan merahnya semakin pekat disapu tetesan air langit.

Di beranda Guru Marzuqi seperti malam biasanya, tetap memberikan tashwir. Kali ini sang guru menghadapi santri-santri berseragam putih menghadapi lekar. Dengan setia mereka mendengarkan sang guru hingga selesai dua kitab. Hanya saja, malam ini tidak ada teh hangat, apalagi singkong kukus.

Dul, Guru Marzuqi semalam ngajar siapa ya? Semalam kan hujan gelanturan (hujan lebat disertai angin hebat dan sambaran petir), gua kagak lihat guru-guru pada datang ke rumah Guru Marzuqi, kata Mamat kepada Abdul, tetangga Guru Marzuqi yang mau mengangkut dagangannya ke pasar Meester Cornelis atau Jatinegara di pagi hari.

Nah iya. Mereka itu siapa? Gua lihat agak samar, sedikit terhalang pagar dan hujan. Yang gua lihat mereka berpakaian putih semua. Itu kagak jamak, kayak di malam-malam biasanya, sambut Dul sembari menaikkan dagangannya ke atas andong untuk menyusuri jalan berbecek.

Kalau orang pada kagak datang, terusan siapa dong?

Kalau yang gua dengar dari guru-guru, cuman malaikat yang pakaiannya putih-putih begitu, jawab Dul bertepatan dengan roda andong yang mulai berderak.

Mamat masuk ke rumah. Pertanyaan di hatinya terjawab. Ia cerita kepada istrinya. Siang hari itu, sebuah kabar tersiar luas bahwa Guru Marzuqi mengajar malaikat di malam yang hujan.

Pada saat yang sama, istri Guru Marzuqi menjemur bantal-bantal putih di belakang rumah. Bantal-bantal ini dijemur karena terpaan udara lembab semalam sebagai pengganti para santri yang tidak hadir.

Abang gua emang doyan baca kitab. Ampe santri kagak datang, tetap aja diakalin caranya dia harus tetap baca kitab, ujar istri Guru Marzuqi saat memukul kasur yang sedang telentang menghadang matahari.

Riwayat Guru Marzuqi

Guru Marzuqi adalah satu dari sejumlah guru besar di tanah Betawi selain Guru Abdul Majid, Guru Mansur, dan Guru Mughni. Kiai terkemuka di Jakarta Timur ini lahir pada Ahad 16 Ramadlan 1293/1876 di Rawa Bangke, Jatinegara.

Bapaknya bernama Ahmad Mirshad. Ia tidak lain keturunan keempat Sultan Laksana Melayang, salah seorang pangeran dari Kesultanan Melayu Pattani di Muangthai Selatan. Sementara ibunya bernama Fathimah binti Syihabuddin Maghrobi al-Maduri, berasal dari Madura dan keturunan Maulana Ishaq Gresik, seorang khatib di Masjid Al-Jamiul Anwar Rawa Bangke.

Usia 12 tahun, ia belajar Alquran kepada H. Anwar. Di usia ke-enam belas, ia belajar kitab kepada seorang keturunan Arab bernama Sayyid Usman bin Muhammad Banahsan. Tidak lama kemudian, ia menuntut ilmu di kota Mekah untuk menetap selama tujuh tahun. Di kota ini, Guru Marzuqi menuntut ilmu dari para ulama sepuh. Mereka antara lain Syekh Makhfud Tremasi, Syekh Umar bin Abubakar Bajunaid Alhadrami, Syekh Mukhtar Atharid, Syekh Muhammad Umar Syatha, Syekh Ahmad Zaini Dahlan, Syekh Abdul Karim Al-Dagestani, dan ulama lainnya.

Dari mereka, ia menimba pelbagai ilmu seperti fiqh, ushul fiqh, tafsir, hadits, manthiq (logika), dan lainnya. Ia pun menerima ijazah tarekat Alawiyah dari Muhamad Umar Syatha yang mendapat silsilahnya dari Syekh Ahmad Zaini Dahlan.

Pulang ke tanah air, ia mengajar di masjid Al-Jamiul Anwar Rawa Bangke. Guru Marzuqi adalah pembawa organisasi NU di Jakarta. Ia mendengar kabar bahwa KH. Hasyim Asyari, teman mengaji di Mekah, mendirikan organisasi NU di Jawa Timur. Ia pergi ke Jombang untuk mengejar kejelasan tentang NU. Setelah menemukan kesepahaman dari segi fiqih dan akidah, ia mendirikan NU di Jakarta pada tahun 1928. Guru Marzuqi pula yang menjabat Rois Syuriah hingga wafat 1934.

Ia wafat pada 25 Rajab 1352 H, bertepatan dengan 2 November 1934 M. Guru Marzuqi dimakamkan di kompleks Masjid Al-Marzuqiyah, jalan Masjid Al-Marzuqiyah, Cipinang Muara, Jakarta Timur. (Alhafiz Kurniawan)

Dari (Fragmen) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/39950/hidup-guru-marzuqi-untuk-ngaji

Kitab Kuning Digital

Senin, 26 Desember 2016

Ini Surat Ancaman Abu Bakar ISIS

Pasca bom Sarinah, sebuah telegram langsung dari pemimpin tertinggi ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi, secara rahasia berhasil dibongkar. Telegram itu ditujukan kepada Abu Wardah yang dikenal dengan nama Santoso, cabang ISIS di Poso.

Kami berhasil menterjemahkan surat tersebut dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Gerakan teror yang dilancarkan di Jakarta sebagai pemanasan untuk mengembangkan khilafah Daulah Islamiyah ternyata gagal di awal.

Ini Surat Ancaman Abu Bakar ISIS - Kitab Kuning Digital
Ini Surat Ancaman Abu Bakar ISIS - Kitab Kuning Digital


Ini Surat Ancaman Abu Bakar ISIS

Saya meminta pada kelompok di Indonesia untuk menata ulang pola serangan dengan baik, supaya kesuksesan Daulah Islamiyah di Indonesia berhasil setahap demi setahap.

Saya tidak tahu apa penyebab kegagalan itu. Tetapi dari media sosial yang saya dapatkan ternyata orang Indonesia tidak takut dengan ISIS. Malah mereka mengejek kita dengan memanggil Sis. Memangnya kita dagang online apa? "Sis, cek harga di inbox... PM, ya say...."

Saya tahu itu, karena dulu saya jualan online. Malah re-seller saya sudah 12 orang. Ah, maaf saya ngelantur. Terkadang memori lama memang mengasyikkan.

Kembali pada pokok permasalahan. Data yang masuk kepada kami kurang akurat. Indonesia ternyata bukan Perancis. Kami melihat orang Indonesia tidak ada takutnya. Malah ketika tembak-tembakan, masih ada yang jual sate segala. Ini teror apa pasar kaget? Coba di teliti ulang.

Data yang masuk kepada kami di pusat, orang Indonesia hanya takut pada satu hal, yaitu emak-emak naik motor matic karena sein-nya ke kanan, dia-nya kekiri. Ini bisa menjadi masukan bagus. Strategi berikutnya kita akan menyamar jadi emak-emak naik motor matic. Coba telusuri bagaimana caranya dan infokan ke kami.

Kegagalan kemarin sangat mengecewakan. Kenapa kalian tidak mampu membunuh banyak orang? Saya sempat mau kirimkan Boko Haram menggantikan posisi kalian. Hanya ada staf saya yang mengingatkan, di Indonesia harus dapat sertifikat dari MUI dulu baru halal. Ini maksudnya apaan? Masak namanya berubah jadi Boko Halal?

Kami memang salah mengira bahwa Indonesia mudah ditaklukkan. Ketika sedang santai, saya membaca lagi komik Asterix. Ternyata Indonesia itu mirip desa Galia. Sejarahnya memang bangsa Indonesia keturunan dari kerajaan Majapahit atau dulu dikenal dengan nama Majapahitix.

Di sana pasti ada ramuan ajaib. Mereka meminum ramuan yang dulu dibuat dukun Panoramix. Coba teliti lagi, saya dengar disana ada beberapa orang yang perlu diwaspadai. Data yang saya dapat, namanya Fadli Zonix, Fahri Hamzahix dan Nikita Mirzanix. Yang terakhir itu wanita. Dia sekali operasi mahal bayarannya, sekitar 60 juta. Dekati dia dan tawar, bisa tidak diskon 20%, ini sudah dekat mau lebaran.

Saya juga mendapat surat cinta dari yang bernama Denny Siregar. Dia sebut-sebut dalam suratnya Sumber Kencono, Kopaja dan Metromini. Kedengarannya menakutkan sekali. Mereka terbiasa diteror dengan itu sampai sudah tidak takut lagi. Saya tidak bisa menemukan padanan kata yang tepat dalam bahasa arab "Rapat belakang.. Tareeek..." Tolong saya dibantu menterjemahkan. Siapa tahu itu senjata rahasia.

Yang berikut saya akan pakai bahasa sandi supaya telegram ini tidak bocor:

[Santoso.. So... Aku Suroto, so.. Nang arab ae jenengku Abu Bakar Al Baghdadi. Aku iki wong Jowo, podo karo awakmu so.. Yak opo kabare Birin? Sek ngangon kambing? Gabung ae karo awakmu, So.. Lumayan, de'e oleh penghasilan. Sakno, so... Emak'e wis mati..]

Semoga bahasa sandi itu tidak bisa diterjemahkan semisal telegram ini bocor.

Saya lanjutkan kembali, Susun kembali pola serangan dengan baik. Kemarin itu polanya 4-3-3. Coba 3-6-1 atau 3-5-2. Kurangi bek-nya, perkuat pertahanan di tengah. Gelandang kiri jangan selalu kosong. Tolong kode ini dipahami dengan baik.

Saya rasa cukup telegram ini dan kalau sudah selesai dibaca, telegram ini akan hancur sendiri. Iya, saya niru film Mission Impossible. Kalau gak hancur, bisa dibakar pake korek api. Tetap semangat berjuang saudaraku. Semoga cepat terlaksana janji Tuhan untuk memberikan kita 72 bidadari. Tegakkan khilafah! Tegakkan khilafah!

Big Hug and Love,

Abu Bakar Al Baghdadi NB: So, awakmu isok ngguyu karo split? Aku kok ora isok ya, so? Bokongku suwek. [ed]

#KamiTidakTakutTeroris #KamiLawanTeroris

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/01/ini-surat-ancaman-abu-bakar-isis.html

Jumat, 23 Desember 2016

Pola Dakwah Wali Songo Perlu Diteladani

Blitar, Kitab Kuning Digital. Pola dakwah wali Sembilan (wali songo) perlu diteladani oleh para kader dan penerus NU. Karena, pola yang dijalankan oleh para wali sederhana. Namun mengandung hikmah dan motivasi yang sangat tinggi.

Dalam berdakwah para wali ini tidak terlalu muluk-muluk dalam penyampaian. Namun, dinamis dalam pelaksanaannya," ujar Wakil Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Blitar, KH Noer Hidaytulloh Dawami kepada NU Onlie tadi pagi (10/1), usai melakukan ziarah makam dan pendiri NU di Jatim, tadi pagi.

Pola Dakwah Wali Songo Perlu Diteladani (Sumber Gambar : Nu Online)
Pola Dakwah Wali Songo Perlu Diteladani (Sumber Gambar : Nu Online)


Pola Dakwah Wali Songo Perlu Diteladani

Sitem dakwah para wali, lanjut Kiai Noer, tidak macem-macem. Baik pola maupun bahasanya. Sehingga masyarakat luas mudah menerima apa yang disampaikan.

Kitab Kuning Digital

Para wali itu semua hafal Quran dan hadits. Tapi mereka tidak banyak mengunakan dalil-dalil itu untuk disampaikan ke umatnya. Namun kandungannya yang dijlentrehkan berfaedah. Misalnya kenduri. Dulu kenduri itu bentuknya sesaji kepada mahluk gaib. Namun oleh wali diluruskan bahwa kenduri itu bagian dari shodaqoh. La shodaqoh itu bagian dari li dafil balak (menjauhkan dari mara bahaya)," ungkap Kiai Noer yang juga pengasuh pesantren Darur Roja Selokajang ini.

Jadi dakwahnya sangat sederhana. Namun mengena. Para wali tahu ini Jawa bukan Arab. Sehingga melalui tradisi dan buya itulah para wali bisa menyebarkan Islam di Jawa secara damai. Ini yang perlu diteladani," tambahnya.

Kitab Kuning Digital

Sebagimana diketahui, sukses pelaksanaan dan hasil dalam konfercab NU Kabupaten Blitar. Panitia konfercab, melakukan safari ziarah wali dan pendiri NU di Jatim. Acara dilaksanakan, 8-9 Januari 2013 kemarin. Ziarah yang diikuti anggota panitia berjumlah sekitar 55 orang itu mengambil rute, Tuban, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Surabaya dan Jombang.

Ziarah kita mulai dari Tuban, lalu ke Lamongan, terus Gresik. Tiba di Gresik pas waktu subuh. Habis Subuhan, kita ziarah ke makam Sunan Giri. Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke Bangkalan untuk ziarah ke makam Syakhona Cholil. Usai dari Bangkalan, rombongan menuju ke Ampel Surabaya, jelas Masduki, ketua panitia.

Tiba di Ampel, lanjut Masduki, waktu sudah menunjukkan pukul 14.00. Padahal, rombongan masih belum ke Troloyo Mojokerto dan Tebuireng Jombang. Karena waktunya mepet, maka perjalanan dilanjutkan ke Jombang. Untuk ziarah ke makam KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Namun sayang, tiba di Tebuireng waktu sudah menunjukkan pukul 17.15 menit. Pintu gerbang pesarehan sudah tutup. Yak arena tutup kit abaca tahlil di depan pintu masuk di sebelah barat. Toh hal ini tidak mengurangi pahala tahlil," ujar Masduki menghibur. Setelah itu, rombongan pulang ke Blitar melalui jalur Pare dan Kediri. Tadi malam sekitar jam 22.00 kita sampai di Blitar," tambahnya.

Redaktur : Hamzah Sahal

Kontributor : Imam Kusnin

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/41694/pola-dakwah-wali-songo-perlu-diteladani

Kitab Kuning Digital

Selasa, 29 November 2016

Apakah Uang Pendaftaran Haji Terkena Wajib Zakat?

---

Assalamualaikum. Kepada Yth Pengasuh Bahtsul Masail. Saya ingin bertanya, saya telah mendaftar haji dengan menyetor dana BPIH sebanyak 25 juta untuk mendapatkan nomor porsi, dan insyaAllah porsi saya tahun 2028 nanti. Yang ingin saya tanyakan apakah uang pendaftaran sebanyak 25 juta tersebut harus diikutkan dalam penghitungan zakat mal setiap tahunnya ? Mengingat keberangkatan hajinya masih 14 tahun lagi. Mohon jawabannya.

Wassalamualaikum.(Sriutami, Punduh kidul-Sidoagung Tempuran-Magelang)

Apakah Uang Pendaftaran Haji Terkena Wajib Zakat? (Sumber Gambar : Nu Online)
Apakah Uang Pendaftaran Haji Terkena Wajib Zakat? (Sumber Gambar : Nu Online)


Apakah Uang Pendaftaran Haji Terkena Wajib Zakat?

---

Assalamualaikum wr. wb

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang kelima yang diwajibkan bagi orang yang sudah mampu. Namun pada saat seorang muslim yang dirasa sudah memenuhi persyaratannya ternyata terkendala oleh antrean yang begitu panjang untuk bisa berangkat haji. Bahkan antrean itu bisa sampai berpuluh-puluh tahun lamanya.

Untuk mendapatkan nomer antrean atau porsi maka seseorang yang berniat melaksanakan ibadah haji harus menyetor dulu sebesar dua puluh lima juta rupiah. Dan ketika akan berangkat haji maka tinggal menambah kekurangannya. Setoran tersebut tidak bisa diambil sewaktu-waktu atau ditarik kembali kecuali yang bersangkutan meninggal dunia atau tidak bisa berangkat karena alasan kesehatan atau alasan lainnya yang sah.

Kitab Kuning Digital

Penjelasan di atas mengandaikan bahwa dana setoran haji menjadi tidak dimiliki oleh pemiliknya dengan kepemilikan yang sempurna. Sebab, dana tersebut tidak bisa ditarik atau diambil sewaktu-waktu kecuali meninggalkan dunia atau orang yang bersangkutan tidak jadi menunaikan ibadah haji karena alasan kesehatan. Padahal salah satu persyaratan harta yang wajib dizakati adalah harta yang dimiliki dengan kepemilikan yang sempurna.

Disamping itu adalah yang terkait soal nishabnya. Nishab uang disamanakan dengan nishabnya emas yaitu delapan puluh lima gram. Dengan kata lain, jika harga emas sekarang harganya 550.000 rupiah pergram, maka nishab uang itu sekitar 46.750.000 rupiah. Jumlah nishab ini dihitung dari 550.000 X 85 hasilnya adalah 46.750.000.

Kitab Kuning Digital

Zakat adalah wajib atas orang merdeka yang muslim, baligh dan berakal ketika ia memiliki harta dengan kepemilikan yang sempurna yang sudah sampai nishabnya dan telah mencapai haul (Abdul Ghani al-Ghunaimi ad-Dimasqi, al-Lubab fi Syarh al-Kitab, Bairut-Dar al-Kitab al-Arabi, tt, juz, 1, h. 98).

Berangkat dari penjelasan ini maka jawaban atas pertanyaan di atas adalah bahwa dana setoran awal BPIH sejumlah dua puluh lima juta tidak wajib dizakati karena ternyata dana tersebut begitu disetorkan tidak bisa lagi dimiliki secara sempurna.Sehingga dana sebesar dua puluh lima juta tersebut tidak bisa diikutkan dalam perhitungan zakat mal setiap tahun.

Demikian jawaban singkat yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Bagi orang-orang yang berniat menjalankan ibadah haji dan sudah menyetor dua puluh lima juta hendaknya memperbanyak sedekah agar bisa dimudahkan dalam segala urusannya, dan jangan lupa membayar kewajiban zakat mal yang lain jika memang telah terpenuhi semua ketentuannya. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamualaikum wr. wb

Mahbub Maafi Ramdlan

Dari (Bahtsul Masail) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/60810/apakah-uang-pendaftaran-haji-terkena-wajib-zakat

Kitab Kuning Digital

Kamis, 03 November 2016

KH Ahmad Dahlan Bukan Pendiri Muhammadiyah, Tapi Ahli Falak

Kitab Kuning Digital - Salah satu ulama Nusantara yang dikenal ahli dalam bidang ilmu falak adalah KH Ahmad Dahlan yang lahir di Termas Pacitan Jawa Timur 1862 dan wafat di Semarang 1911. Makam KH Ahmad Dahlan berada di sisi timur Makam KH Sholeh Darat di Makam Bergota Semarang. Menyebut nama Ahmad Dahlan memang orang menjadi tertuju pada sosok pendiri Muhammadiyah. Dan ternyata dua sosok bernama yang sama itu, KH Ahmad Dahlan Termas dan KH Ahmad Dahlan Yogyakarta, sama-sama mengaji di Pondok Pesantren KH Sholeh Darat.

KH Ahmad Dahlan Termas (sebagian orang menyebut KH Ahmad Dahlan Semarang) merupakan putra dari Abdullah bin Abdul Mannan bin Demang Dipomenggolo I yang merupakan keturunan Ketok Jenggot punggawa Keraton Surakarta, tokoh cikal bakal berdirinya daerah Termas. Dipomenggolo I merupakan seorang santri ahli agama yang berdarah bangsawan yang mendirikan Pesantren Semanten. Salah satu putra Dipomenggolo bernama Mas Bagus Sudarso juga dikirim belajar agama di Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo. Di pesantren yang juga mengkaji budaya ini diasuh Bagus Burhan atau Ronggowarsito.

KH Ahmad Dahlan Bukan Pendiri Muhammadiyah, Tapi Ahli Falak - Kitab Kuning Digital
KH Ahmad Dahlan Bukan Pendiri Muhammadiyah, Tapi Ahli Falak - Kitab Kuning Digital


KH Ahmad Dahlan Bukan Pendiri Muhammadiyah, Tapi Ahli Falak

Kakak dari KH Ahmad Dahlan adalah KH Mahfudz Termas (1842-1920) dan adiknya bernama KH Dimyati Termas (wafat 1934). Tiga bersaudara ini memiliki keilmuan yang sangat luar biasa. Dunia pesantren sangat mengakui peran besar kakak-beradik ini dalam keilmuan-keilmuan agama Islam terutama paham ahlussunnah wal jama’ah.

Sehingga sosok KH Ahmad Dahlan yang sangat pandai tidak bisa dilepaskan dari kiprah keluarganya. Keluarga Termas memang sudah dikenal melahirkan ulama Nusantara yang sangat berkontribusi besar dalam dunia pesantren. Misalnya KH Mahfudz Termas dikenal sebagai ulama yang memiliki puluhan karya kitab dan spesialis di bidang hadits, telah mencetak murid yang menjadi ulama pesantren.

Keahlian KH Ahmad Dahlan Termas dalam bidang ilmu falak ditandai dengan penyebutan namanya dengan sebutan KH Ahmad Dahlan Alfalaky. Kepandaiannya dalam ilmu agama, menjadikannya diambil sebagai menantu KH Sholeh Darat. Ia dinikahkan dengan putri KH Sholeh Darat bernama RA Siti Zahra dari jalur istri RA Siti Aminah binti Sayyid Ali. Dari pernikahan ini, pada tahun 1895, melahirkan anak bernama Raden Ahmad Al Hadi yang kelak ketika dewasa menjadi tokoh Islam di Jembrana Bali.

KH Ahmad Dahlan memulai pendidikannya dari para Kyai yang ada di Termas kemudian melanjutkan belajar kepada kakaknya KH Mahfudz Termas yang ada di Makkah. Saat di tanah suci inilah KH Ahmad Dahlan bersahabat dengan ahli falak Syaikh Muhammad Hasan Asy’ari Bawean Madura (wafat 1921). Syaikh Muhammad Hasan Asy’ari mempunyai karya Kitab Muntaha Nataiji al Aqwal.

Dalam buku Materpiece Islam Nusantara: Sanad dan Jejaring Ulama-Santri 1320-1945 karya Zainul Milal Bizawie disebutkan bahwa KH Ahmad Dahlan dan Syaikh Muhammad Hasan Asy’ari berangkat menuju beberapa wilayah Arab dan menuju ke Al Azhar Kairo. Di Kairo keduanya berjumpa dengan dua ulama Nusantara: Syaikh Jamil Djambek dan Syaikh Ahmad Thahir Jalaludin. Selama di Kairo, keduanya mengkhatamkan kitab induk ilmu falak karya Syaikh Husain Zaid Al Mishri, Al Mathla’ fi Al Sa’id fi Hisabi al Kawakib ‘ala Rashdi al Jadid yang ditulis awal abad 19.

Setelah selesai belajar di Arab, kemudian ia pulang ke tanah air. Berdasarkan saran dari kakaknya, sesampai di tanah air KH Ahmad Dahlan bersama dengan Syaikh Hasan Asy’ari diminta untuk belajar agama dengan KH Sholeh Darat di Semarang. Maka pesan itu dilaksanakan. KH Ahmad Dahlan mengaji dengan KH Sholeh Darat di Semarang. Dan sudah menjadi tradisi para ulama Nusantara, para santri yang sudah belajar di Arab tetap diminta belajar di Indonesia lagi, terutama dengan KH Sholeh Darat atau KH Cholil Bangkalan.

Karya-karya di bidang Falak yang dilahirkan oleh KH Ahmad Dahlan adalah: Tadzkiratu al Ikhwan fi Ba’dli Tawarikhi wal ‘Amali al Falakiyati (selesai ditulis 1901), Natijah al Miqat (selesai ditulis 1903) dan Bulughu al Wathar (selesai ditulis 27 Dzul Qa’dah 1320 di Darat Semarang). Ditengarai, masih banyak karya-karya KH Ahmad Dahlan yang sampai sekarang belum terlacak.

Dalam Kitab Tadzkiratu al Ikhwan fi Ba’dli Tawarikhi wal ‘Amali al Falakiyati ditegaskan oleh Zainul Milal Bizawie sebagai kitab hisab awal bulan pertama yang ditulis oleh ulama Nusantara. Ini menjawab atas dugaan selama ini bahwa kitab hisab awal bulan yang pertama ditulis adalah Sullam Nayyirin yang baru ditulis 1925. Pola kitab karya KH Ahmad Dahlan masih menggunakan angka Abajadun dengan memakai Zaij Ulugh Beik.

Kitab Natijah al Miqat berisi tentang kaidah ilmu falak tentang penggunaan rubu’ mujayyab dalam penentuan awal waktu shalat dan arah kiblat. Dalam kitab ini juga dirangkumkan pemikiran-pemikiran guru KH Ahmad Dahlan: Syaikh Husain Zaid Mesir, Syaikh Abdurrahman bin Ahmad Mesir, Syaikh Muhammad bin Yusuf Makkah dan KH Sholeh Darat. Kemudian pada tahun 1930, kitab Natijah al Miqat disyarahi oleh Syaikh Ihsan Jampes (wafat 1952) dengan kitabnya Tashrihu al Ibarat.

Kitab Bulughu al Wathar ini merupakan kitab falak pertama yang ditulis ulama Nusantara dengan sistem haqiqi tahqiqi. Kitab ini selesai ditulis bersamaan dengan kitab Muntaha Nataij al Aqwal karya Syaikh Hasan Asy’ari Bawean. Induk kitab yang dirujuk dalam membuat Bulughu al Wathar dan Muntaha Nataij al Aqwal berasal dari ilmu zaij Kitab Al Mathla’ fi Al Sa’id fi Hisabi al Kawakib ‘ala Rashdi al Jadid karya Syaikh Husain Zaid Al Mishri.

Khazanah keilmuan falak yang dimiliki oleh KH Ahmad Dahlan dan Syaikh Hasan Asy’ari Bawean ini yang turut serta mewarnai perkembangan ilmu falak di Pondok Pesantren. Dinamika keilmuan falak di dunia pesantren selalu merujuk pada kajian-kajian ilmiah ulama Nusantara yang mampu mengembangkan ilmu falak yang berasal dari Arab.

KH Ahmad Dahlan dalam kesehariannya, bersama keluarga menempati rumah di sekitar Masjid Agung Kauman Semarang. KH Ahmad Dahlan selain dikenal sebagai ulama, juga ahli dalam bidang dagang dan tergolong berekonomi kuat (punya banyak toko di Pasar Johar). Bekal itulah yang digunakan untuk berjuang membangun dakwah Islam di Kota Semarang. Dan sepeninggal KH Sholeh Darat pada tahun 18 Desember 1903, Pondok Pesantren Darat diasuh oleh KH Ahmad Dahlan.

Selama kurang lebih delapan tahun, KH Ahmad Dahlan menggantikan guru sekaligus mertuanya mendidik para santri yang belajar ilmu agama di Pondok Pesantren Darat. Dengan segala dedikasi penuh, para santri yang mengaji di Pondok tersebut diajar sebagaimana cara KH Sholeh Darat mendidik. Termasuk KH Ahmad Dahlan mengajarkan ilmu falak kepada para santri-santrinya dengan menggunakan tiga kitab falak yang ditulisnya.

Keahlian ilmu falak yang dimiliki oleh KH Ahmad Dahlan tidak pernah lepas dari keahlian falak yang dimiliki oleh KH Sholeh Darat. Dalam beberapa kisah disebutkan bahwa KH Sholeh Darat yang merupakan guru dari ulama Jawa ini sangat tepat dalam menghitung waktu shalat dan penentuan awal bulan Ramadan dan Syawwal.

Proses penegasan dalam penentuan waktu shalat dan Ramadan ia tegaskan dalam beberapa karyanya. Termasuk keterbukaan KH Sholeh Darat dalam mengawal tradisi “Dugderan” di Kota Semarang sebagai bentuk kepedulian ilmu falak dan ilmu sosial. Dimana ketika masyarakat Semarang ingin menyambut kehadiran Ramadan dirayakan dengan bunyi-bunyi bedug dan petasan, maka disebut dug der (dug bunyi bedug dan der bunyi petasan).

Keahlian falak yang dimiliki KH Sholeh Darat adalah ketika diminta menghitung jumlah palawija yang ada di dalam karung oleh Belanda. Dengan sangat cepat berdasar ilmu hitung falaknya, maka KH Sholeh Darat memberikan jawaban dengan tepat. Kekaguman Belanda pada prediksi jumlah isi palawija itulah yang menjadikan Belanda kagum dengan ilmu falak KH Sholeh Darat.

Putra KH Ahmad Dahlan yang bernama Raden Ahmad Al Hadi berdakwah menuju Loloan Timur Jembrana Bali adalah karena mendapatkan isyarat dari KH Cholil Bangkalan (1820-1925) selaku gurunya. Selain itu, setelah KH Ahmad Dahlan wafat, Ibunya menikah lagi dengan KH Amir dan pindah ke Simbang Kulon Pekalongan. Dengan bekal ilmu agama yang dimiliki itu, putra KH Ahmad Dahlan bernama Ahmad ini berdakwah ke Bali.

Sebagaimana ayahnya, Raden Ahmad Al Hadi sangat senang dengan ilmu pengetahuan agama. Walaupun sejak kecil sudah dilatih berdagang di Pasar Johar Semarang, namun Raden Ahmad Al Hadi tetap semangat mengaji. Sehingga di usia 16 tahun ketika ia ditinggal wafat KH Ahmad Dahlan ia ikut belajar di Pondok Pesantren ayah tirinya, KH Amir. Setelah itu ia merantau dari pondok ke pondok hingga pernah belajar Makkah.

Sebagaimana dijelaskan oleh KH Fathur RA (anak kandung Raden Ahmad bin Ahmad Dahlan), bahwa Raden Ahmad sangat tinggi minat belajarnya. Pondok Pesantren yang dijadikan tempat mencari ilmu adalah: Pondok Pesantren Kaliwungu (berteman dengan KH Abul Choir selama dua tahun), Pondok Pesantren Buntet Cirebon (belajar ilmu silat), Pondok Pesantren Kyai Umar Sarang (belajar ilmu alat), Pondok Pesantren KH Munawwir Krapyak Yogyakarta (belajar Al Qur’an), Pondok Pesantren KH Dimyati Termas, Pondok Pesantren KH Idris Jamsaren Solo.

Setelah tamat dari Pondok Manbaul Ulum Jamsaren Solo dengan bekal Beslit dari Governoor Belanda Jawa Tengah, Raden Ahmad melanjutkan belajar ke Makkah dan Madinah berguru dengan pamannya sendiri, KH Mahfudz Termas.

Sepulang dari Arab, Raden Ahmad masih mengaji dengan KH M Hasyim Asy’ari di Jombang (satu tahun) dan KH Cholil Bangkalan Madura (satu tahun). Saat di Bangkalan inilah ia bertemu dengan KH Kusairi Shiddiq (mertua KH Abdul Hamid Pasuruan). Perintah Kyai Cholil pada Raden Ahmad adalah menuju Bali bertemu dengan murid Kyai Cholil yang bernama Tuan Guru Haji Muhammad di Loloan Timur Jembrana Bali. Dan ia jalani hingga mendirikan Pondok Pesantren Manba’ul Ulum di Jembrana Bali. Nama “Manba’ul Ulum “ adalah tabarrukan dengan almamaternya saat mondok di Jamsaren. Wallahu a’lam. [Kitab Kuning Digital]

M. Rikza Chamami, Sekretaris Lakpesdam NU Kota Semarang dan Dosen UIN Walisongo

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/08/kh-ahmad-dahlan-bukan-pendiri-muhammadiyah-tapi-ahli-falak.html

Sabtu, 22 Oktober 2016

Pesantren Salafiyah Parappe Wakil Sulbar di Putaran Final LSN

Polewali Mandar, Kitab Kuning Digital. Kesebelasan Pondok Pesantren (PP) Salafiyah Parappe berhasil menjadi Juara Liga Santri Nasional (LSN) Zona Sulawesi Barat (Sulbar) setelah mengalahkan kesebelasan PP Al-Ihsan DDI Kanang di babak final yang berlangsung di Lapangan sepak bola Rajawali Panyampa kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Senin (22/9).

Laga final berlangsung seru dan menegangkan karena disaksikan oleh mayoritas suporter PP Salafiyah selaku tuan rumah LSN zona Sulbar. Kedua tim bermain terbuka sehingga banyak menghasilkan peluang. Pertandingan berakhir dengan skor 3-1 untuk keunggulan Salafiyah Parappe.

Pesantren Salafiyah Parappe Wakil Sulbar di Putaran Final LSN (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Salafiyah Parappe Wakil Sulbar di Putaran Final LSN (Sumber Gambar : Nu Online)


Pesantren Salafiyah Parappe Wakil Sulbar di Putaran Final LSN

Jalannya pertandingan

Kitab Kuning Digital

Di babak pertama, pemain PP Salafiyah Parappe, Arif berhasil membuka skor dengan golnya di menit-menit awal pertandingan. Kemudian disamakan oleh kesebelasan PP Al-Ihsan DDI Kanang lewat gol Reza diakhir babak pertama. Babak pertama laga final berkesudahan dengan skor 1-1.

Di babak kedua, pertandingan semakin seru. Namun hasil akhir berpihak kepada kesebelasan PP Salafiyah Parappe. Dua gol pemain PP Salafiyah Parappe masing-masing dicetak oleh Aziz dan Arif (gol kedua) mengantarkan PP Salafiyah Parappe merebut gelar Juara LSN zona Sulbar.

Kitab Kuning Digital

Sebagai tuan rumah sekaligus menjadi juara, PP Salafiyah Parappe bertekad menampilkan hasil yang terbaik di babak selanjutnya di tingkat nasional. Sebagaimana diketahui, kemenangan di final LSN zona Sulbar mengantarkan PP Salafiyah Parappe mewakili Sulbar di babak 16 besar menghadapi pemenang LSN dari zona lainnya.

Setelah pertandingan selesai, Indah Maya Sari selaku Koordinator LSN zona Sulbar menutup secara resmi kompetisi yang melibatkan para santri Sulbar ini. Bibit unggul bakat sepak bola ternyata juga ada pada santri, mereka juga bermain sangat sportif dan saya yakin pesantren yang menjadi juara di zona Sulbar akan mengharumkan nama daerah di tingkat nasional, tutup Indah. (Sudianto/Fathoni)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/62379/pesantren-salafiyah-parappe-wakil-sulbar-di-putaran-final-lsn

Kitab Kuning Digital

Jumat, 21 Oktober 2016

Gaduh, 1 Februari Diusulkan ke PBNU Sebagai Hari Mendadak NU

Kitab Kuning Digital - Ada saja cara-cara yang digunakan oleh Netizen NU di jagad Twitter untuk meramaikan kekonyolan muslimin cyber sebelah yang suka memancing-mancing agar situsasi politik makin yak nah.

Gaduh, 1 Februari Diusulkan ke PBNU Sebagai Hari Mendadak NU - Kitab Kuning Digital
Gaduh, 1 Februari Diusulkan ke PBNU Sebagai Hari Mendadak NU - Kitab Kuning Digital


Gaduh, 1 Februari Diusulkan ke PBNU Sebagai Hari Mendadak NU

Soal kasus Ahok yang "melecehkan" Ketua Umum MUI, KH Ma'ruf Amin pun dipanasi mereka. Mengaku pembela ulama, cyber sebelah mengajak nahdliyyin ikut turun ke jalan. Bahkan yang ada menggoreng berita dengan judul-judul provokatif mengajak perang. Duh duh duh.

Mereka yang selama ini menyerang NU dan kiai nya, yang dianggapnya tidak membela ulama, tidak membela Al-Quran karena PBNU tidak menyarankan warganya ikut aksi bela Islam berjilid-jilid itu, mendadak simpatik kepada NU. Dengan santai, satir, main-main namun kritis, Netizen NU pun meramaikan fenomena ini dengan tagar #MendadakNU di twitterland.

Mendadak NU Trending Topic di Tweetland Pantauan Kitab Kuning Digital, tagar #MendadakNU inisiasi Netizen NU jadi trending topic selama 20 jam, terhitung sejak pukul 01.00-20.00 WIB, Kamis (02/02/2017). Menelusuri cuitan yang menggunakan tagar itu pun sangat mudah. Banyak komentar dan pendapat yang bertebaran di Twitter yang dihembuskan manusia-manusia kompor untuk mengalihkan panasnya nalar kepada nahdliyyin.

"Berbagai pernyataan yang memanaskan situasi seolah mewakili warga NU, cukup ramai dalam jagad maya dan semua orang #MendadakNU. Beliau sadar bahwa banyak pihak yang akan menjadikan dirinya menjadi mesin pembakar massa yang berujung konflik. Terima kasih Pak Kiai, ulama NU kembali memperlihatkan sikap kenegarawanan yang berulang kali diuji dalam sejarah masa kritis Indonesia," kata Kang Dedi Mulyadi dalam akun twitternya.

Bahkan, ada broadcast lucu bernada satir yang disebar Netizen NU hingga viral. Ini dia:

MENG-NU

Dulu, Gus Dur, mantan Ketua PBNU, disebut buta mata buta hati,

Orang NU marah, yang lain diam, ada yang malah senang.

Dulu, Cak Nun, budayawan NU, disebut Kiai Gila,

Orang NU marah, yang lain diam, ada yang ikut nyebut gila

Dulu, Habib Qurays Shihab, partner diskusi para Kiai NU, difitnah Syiah,

Orang NU marah, yang lain diam, ada yang ikut nyebarin fitnahnya Jonru..

Dulu, Gus Mus, Rais Am PBNU, dibilang penyair yang sok Kiai,

Orang NU marah, yang lain diam, malah ada yang tepuk tangan.

Dulu, Yai Said, Ketua PBNU, dibilang Kiai Sesat, Kiai Anus,

Orang NU marah, yang lain diam, ada yang ikut-ikutan nyebut sesat dan anus.

Kini, Yai Ma'ruf, Rais Am PBNU, diragukan keahliannya,

Orang NU marah, yang lain ikut marah.

Alhamdulillah, memang benar, katanya semua akan jadi NU pada waktunya (y)

Cuma tetap ada bedanya. Antara NU lama dan NU dadakan.

Orang NU lama marahnya tetap memegang adab,

Orang NU dadakan sepertinya sudah siap saling cabut nyawa.

Karena mendadak ramai orang-orang bicara NU dan lagak membela Kiai NU, namun anti amaliyah NU macam tahlilan, manaqiban, maulidan, salah satu Netizen NU ada yang usil mengusulkan kepada PBNU agar 1 Februari dijadikan sebagai "Hari Mendadak NU". Hahaha. Ini statusnya.

Hari Mendadak NU Jika setuju usulan di atas, berarti Anda bagian dari yang merawat persatuan negeri ini. Jika malah merespon dengan nada ingin perang, apa Anda umat kompor? Begitulah. [Kitab Kuning Digital]

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/02/gaduh-1-februari-diusulkan-ke-pnu-sebagai-hari-mendadak-nu.html

Rabu, 05 Oktober 2016

PBNU Sosialisasikan Hasil Muktamar kepada Pengurus Wilayah

Jakarta, Kitab Kuning Digital. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mensosialisasikan hasil-hasil muktmar ke-33 Nahdlatul Ulama, di auditorium PBNU Selasa malam (15/12). Kegiatan tersebut dipandu Sekretaris Jenderal PBNU H. Helmy Faishal Zaini.

Helmy Faishal Zaini mengatakan, di dalam tas yang diberikan usai registrasi ada beberapa buku panduan tentang pesantren, penguatan Islam Nusantara, termasuk buku aturan dasar dan aturan rumah tangga (AD/ART) NU. Kita sudah cetak AD/ART hasil Muktamar Jombang. Hasil-hasil itu bisa dikaji dan dibaca, katanya.

PBNU Sosialisasikan Hasil Muktamar kepada Pengurus Wilayah (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Sosialisasikan Hasil Muktamar kepada Pengurus Wilayah (Sumber Gambar : Nu Online)


PBNU Sosialisasikan Hasil Muktamar kepada Pengurus Wilayah

Dalam memahamami AD/ART yang begitu tebal, yang jumlahnya beratus-ratus halaman, akan ditemui kesusahan, ketika mensosialisasikan kembali kepada para Pengurus Cabang. Nanti diajarkan bagaimana trik membaca yang mudah dan simpel, ujar alumni Pesantren Denanyar Jombang ini.

Kitab Kuning Digital

Dalam kesempatan ini, Helmy menyampaikan beberapa progam yang baik yang sudah dan sedang dikerjakan PBNU termasuk di dalamnya jaringan yang dimiliki Nahdlatul Ulama. Progam yang sudah dikerjakan diantaranya adalah pelayaran santri bela negara bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia yang diikuti seribu santri.

PBNU sedang menyusun peta persebaran pengurus NU sampai ke tingkat ranting (desa). Sehingga dalam progam persebaran akan lebih mudah untuk menentukan daerah-daerah yang menjadi skala prioritas. Untuk itu, kita perlu mendengar bagaimana kondisi wilayah-wilyah dari para pengurus yang hadir, imbuh Helmy.

Kitab Kuning Digital

Dalam sosialisasi hasil muktamar, turut hadir para pengurus harian PBNU. Di akhir dibagikan juga buku 100 Ulama serta Atlas Walisongo. (Faridur Rohman/Abdullah Alawi)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/64322/pbnu-sosialisasikan-hasil-muktamar-kepada-pengurus-wilayah

Kitab Kuning Digital

Sabtu, 17 September 2016

Slamet Effendy Yusuf: Saya Bukan Tim Kampanye Capres Manapun

Jakarta, Kitab Kuning Digital. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Slamet Effendi Yusuf menegaskan dirinya tidak terlibat sebagai tim kampanye calon presiden atau calon wakil presiden. Hal ini berkaitan dengan penyebutan namanya dalam daftar nama tim kampanye salah satu calon.

Saya bukan tim kampanye capres manapun. Saya juga tidak pernah diminta sebagai tim kampanye capres-cawapres, katanya kepada Kitab Kuning Digital di Jakarta, Rabu (28/5).

Pernyataan ini disampaikannya berkaitan dengan pencatuman namanya sebagai salah seorang anggota dewan penasihat tim kampanye nasional Prabowo-Hatta. Saya juga sudah menyampaikan hal ini kepada Pak Mahfud MD (ketua tim kampaye nasional Prabowo-Hatta), tambahnya.

Slamet Effendy Yusuf: Saya Bukan Tim Kampanye Capres Manapun (Sumber Gambar : Nu Online)
Slamet Effendy Yusuf: Saya Bukan Tim Kampanye Capres Manapun (Sumber Gambar : Nu Online)


Slamet Effendy Yusuf: Saya Bukan Tim Kampanye Capres Manapun

Dikatakanya, sebagai salah seorang ketua PBNU, dirinya akan fokus di NU. Slamet yang juga penggagas kembalinya NU ke Khittah 1926 berharap semua unsur PBNU tidak terlibat dalam aktivitas dukung-mendukung salah satu calon prasiden dan wakil presiden, apalagi sampai membawa bendera NU atau memakai kantor NU untuk kepentingan kampanye.

Kitab Kuning Digital

Kita harus berpegang teguh pada khittah. Pengurus NU jangan berpihak. PBNU harus menjadi pelopor dalam hal ini. Jangan malah membuat rancu, katanya.

Namun ia tetap mengimbau kepada warga Nahdliyin untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pilpres 9 Juli mendatang dan tidak golput. Sebagai bagian dari warga negara kita punya hak politik. Jangan sampai bingung. Pilihlah sesuai hari nurani, pungkasnya. (A. Khoirul Anam)

Kitab Kuning Digital

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/52298/slamet-effendy-yusuf-saya-bukan-tim-kampanye-capres-manapun

Kitab Kuning Digital

Jumat, 16 September 2016

Blitar-Tulungagung Waspadai Bakso Babi

Blitar, Kitab Kuning Digital. Kabar beredarnya bakso bercampur daging babi di beberapa daerah, mendapat respon NU dan MUI di Blitar dan Tulungagung, meski di dua daerah itu belum secara nyata ditemukan bakso bercampur babi.

Kami minta pemerintah Blitar mengambil langkah antisipasi agar hal tersebut tidak terjadi di Blitar," ungkap Ketua PCNU Kabupaten Blitar KH Masdain Rifai, pada Kitab Kuning Digital Blitar Imam Kusnin, Selasa (18/12).

Blitar-Tulungagung Waspadai Bakso Babi (Sumber Gambar : Nu Online)
Blitar-Tulungagung Waspadai Bakso Babi (Sumber Gambar : Nu Online)


Blitar-Tulungagung Waspadai Bakso Babi

Pasalnya, beredarnya rumor tersebut memicu keresahan masyarakat. Pemkab atau dinas instansi terkait harus pro aktif kelapangan, yakni untuk memastikan indikasi terjadinya pencampuran daging babi kemakanan seperti bakso jangan sampai terjadi," jelas Kiai Dain.

Apalagi, sebagian besar masyarakat Blitar dan Tulungagung merupakan warga muslim. Umat Islam harus berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan," tambah Gus Dain panggilan akrab Kiai KH Masdain Rifai.

Kitab Kuning Digital

Kitab Kuning Digital

Hal senada juga dinyatakan oleh Ketua MUI Tulungagung, KH Mohammad Hadi Mahfudz. Menurutnya, masalah ini harus disikapi sejak dini oleh pemerintah. Dan jangan sampai memicu keresahan masyarakat.

Pada kesempatan itu Gus Dain maupun Kiai Hadi, meminta kepada pedagang daging atau makanan yang mengandung unsur daging sapi bersedia bekerjasama dengan pemerintah. Pasalnya, jika ketahuan masyarakat yang rugi adalah pedagang itu sendiri.

Kami meminta kepada pedagang tidak asal menjual produk dagingdaging haram, khususnya kepada masyarakan muslim," tambah Kiai Hadi.

Redaktur : Hamzah Sahal

Kontributor : Imam Kusnin

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/41328/blitar-tulungagung-waspadai-bakso-babi

Kitab Kuning Digital

Senin, 12 September 2016

Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter

Jakarta, Kitab Kuning Digital. Narasi ekstrimisme begitu masif dan viral di media sosial, khususnya Twitter Konten ini sampai mampu menjadi image Islam yang seolah identik dengan kekerasan, perang, dan bom. Dasar ini adalah salah satu alasan bagi The Wahid Institute untuk menggandeng Twitter Indonesia untuk menggelar Workshop Tweet For Peace bersama puluhan aktivis media.

Menurut salah satu narasumber dari pihak Twitter Indonesia Roy Simangunsong, twitter memang dibangun berdasarkan konsep freedom of expressions atau kebebasan berekspresi para penggunanya.

Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)


Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter

Tetapi kebebasan berekspresi tetap harus menjunjung tanggung jawab dan etika. Sebab itu, Twitter sangat mendukung dalam memerangi radikalisme, tegas Roy.

Roy mengajak kepada para pengguna twitter untuk melaporkan akun-akun radikal yang berpotensi ke tindakan terorisme dengan melaporkan ke platform yang disediakan oleh Twitter yaitu dengan mengakses: support.twitter.com/forms.

Kitab Kuning Digital

Kitab Kuning Digital

Untuk mendukung gerakan radikal di media sosial, lanjut Roy, twitter juga menyediakan berbagai tools (alat) yang dapat dimanfaatkan oleh para pengguna. Hingga saat ini menurut Roy, tagar atau hashtag merupakan tools yang sangat efektif untuk mempopulerkan konten atau pesan damai. Selain itu, banyak tools-tools lain yang bisa dimanfaatkan.

Namun demikian, partisipasi aktif dalam menyampaikan konten dan informasi yang baik sangat penting. Karena Twitter juga sangat menekankan konten yang beretika di Twitter, tutur Roy.

Kegiatan workshop ini dihadiri oleh puluhan aktivis media dan komunitas yang aktif dalam menangkal serta memerangi radikalisme dan terorisme di dunia maya. (Fathoni)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/65655/ini-cara-melaporkan-akun-akun-radikal-di-twitter

Kitab Kuning Digital

Senin, 29 Agustus 2016

Pesantren Abhariyah Juara Grup A LSN Zona NTB

Mataram, Kitab Kuning Digital. Pondok Pesantren Abhariyah Jerneng Asuhan Rais Syuriyah PCNU Lombok Barat TGH Ulul Azmi keluar sebagai juara Group A setelah mengungguli Pesantren Qomarul Huda Bagu Lombok Tengah dengan skor 2-0 di Stadion Kediri Lombok Barat, Senin (21/9).

Babak penyisihan Liga Santri Nusantara (LSN) Zona NTB sudah berjalan dua hari dengan jadwal tiga kali pertandingan setiap hari. Pagi satu kali pertandingan dan sore dua kali pertandingan.

Pesantren Abhariyah Juara Grup A LSN Zona NTB (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Abhariyah Juara Grup A LSN Zona NTB (Sumber Gambar : Nu Online)


Pesantren Abhariyah Juara Grup A LSN Zona NTB

Jalannya pertandingan

Kemenangan Abhariyah diraih setelah Hariadi, pemain dengan nomor punggung 6 menjebol gawang Qomarul Huda dari Bagu di babak pertama.

Kitab Kuning Digital

Kemudian di babak kedua, pemain lini tengah, Lalu Zainul Hafidz dari Abhariyah melepaskan tendangan dari luar kotak penalti hingga kembali menjebol gawang lawan. Kedudukan 2-0 bertahan hingga pluit panjang berbunyi tanda pertandingan telah selesai.

Suharto, Pelatih Abhariyah menargetkan, timnya bisa meraih kemenangan pada semi final yang akan dihelat Jumat (25/9).

Kitab Kuning Digital

Guru senior Abhariyah ini juga berspesan kepada pemain asuhannya agar tetap menjaga nama baik pesantren dengan bermain sportif. "Saya berpesan kepada semua pemain dan para suporter agar tetap menjaga nama baik pesantren dengan tetap mejaga sportivitas," katanya. (Hadi/Fathoni)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/62354/pesantren-abhariyah-juara-grup-a-lsn-zona-ntb

Kitab Kuning Digital

Rabu, 03 Agustus 2016

Pelajar NU Cirebon Ganti OSIS Sekolah Sekabupaten dengan Komisariat

Cirebon, Kitab Kuning Digital. Menggandeng LP Maarif NU Cirebon, pelajar NU Cirebon akan menandatangani kerja sama dengan tujuh puluh kepala sekolah sekabupaten Cirebon. Penandatangan ini merupakan upaya bersama untuk mendirikan komisariat IPNU dan IPPNU di sekolah masing-masing.

Penandatangan kesepahaman ini akan dilangsungkan pada Ahad (20/4) mendatang di STAI Bunga Bangsa Cirebon jalan Widasari III Tuparev, Cirebon.

Pelajar NU Cirebon Ganti OSIS Sekolah Sekabupaten dengan Komisariat (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Cirebon Ganti OSIS Sekolah Sekabupaten dengan Komisariat (Sumber Gambar : Nu Online)


Pelajar NU Cirebon Ganti OSIS Sekolah Sekabupaten dengan Komisariat

Kecuali pendirian, mulai tahun ajaran baru 2014-2015 OSIS di lingkungan sekolah Maarif NU akan diganti menjadi PK IPNU dan PK IPPNU, kata Ketua PC IPPNU kabupaten Cirebon Putri Hidayani, Senin (14/4) malam.

Kitab Kuning Digital

Sosialisasi pendirian komisariat ini, sambung Putri, berupa pemberian lebih dari pengenalan IPNU-IPPNU untuk para kepala sekolah agar mereka memahami fungsi IPNU-IPPNU di sekolah mereka.

Sengaja kita mengundang kalangan kepala sekolah atau wakasek bidang kesiswaan, karena selama ini kendala IPNU-IPPNU Cirebon untuk mendirikan komisariat mendapat penolakan dari kepala sekolah. Mereka menilai kehadiran OSIS sudah memadai. Padahal komisariat IPNU dan IPPNU bukan sekadar untuk mewadahi kegiatan siswa semata, tegas Putri.

Kitab Kuning Digital

Di samping itu, mereka pemegang kebijakan di sekolah untuk selanjutnya menginstruksikan kepada warga sekolah agar merealisasikan pendirian komisariat di sekolah yang mereka pimpin.

Sosialisasi pendirian komisariat ini diadakan dalam rangka menindaklanjuti surat instruksi PP IPPNU dan PP LP Maarif NU terkait pendirian PK di sekolah-sekolah untuk mengembalikan IPNU-IPPNU sebagai organisasi intrapelajar NU.

Jumlah sekolah yang diundang sekitar 70 sekolah baik sekolah yang berada di bawah naungan LP Maarif NU maupun sekolah yang dikelola warga NU. (Alhafiz K)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/51431/pelajar-nu-cirebon-ganti-osis-sekolah-sekabupaten-dengan-komisariat

Kitab Kuning Digital

Kamis, 21 Juli 2016

Mengapa NU Terseret Politik Praktis di Pilkada DKI? Polemik Istighatsah Tanpa Ijin

Kitab Kuning Digital - Acara Istighotsah Kebangsaan yang digelar oleh Warga Nahdliyin Jakarta di Masjid al-Huda Jl Talang No 3 Jakarta Pusat, mengundang polemik. PWNU mengirimkan rilis yang memprotes istighotsah itu.

Anehnya, rilis hanya ditandatangani Rais Syuriah dan Wakil Ketua Tanfidziyah. Kalau resmi, rilis itu mestinya ditandatangi oleh Rais Syuriah, Katib Syuriah, Ketua Tanfidziyah dan Sekretaris Tanfidziyah. Tapi yang menarik, sejak kapan Istighotsah Nahdliyin perlu izin PWNU?

Mengapa NU Terseret Politik Praktis di Pilkada DKI? Polemik Istighatsah Tanpa Ijin - Kitab Kuning Digital
Mengapa NU Terseret Politik Praktis di Pilkada DKI? Polemik Istighatsah Tanpa Ijin - Kitab Kuning Digital


Mengapa NU Terseret Politik Praktis di Pilkada DKI? Polemik Istighatsah Tanpa Ijin

Apalagi yang mengadakan adalah tokoh NU yakni Djan Faridz yang mantan Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta (2011-2014) dan dihadiri oleh KH Nur Iskandar SQ, yang baru sembuh dari sakit, yang pernah dikabarkan wafat gara-gara menolak Aksi 411 (Alhamdulillah Kiai, njenengan dipanjangkan umur dan diberi kesehatan setelah difitnah macam-macam).

Bagi pihak yang menolak istighatsah ini menganggap istighasah ini politis, karena diadakan oleh Djan Faridz yang juga Ketua Umum PPP dan hanya dihadiri oleh salah seorang Cagub yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Kita sayangkan politisasi ini, tapi, politisasi terhadap NU tidak hanya dilakukan oleh Djan Faridz, karena sampai ke struktur PBNU juga melakukan. Rais Aam Syuriah, Ketum PBNU dan Sekjend PBNU hanya menerima Paslon Nomer 1: Agus-Sylvi pada bulan Oktober tahun lalu, bahkan diberi KartaNU.

Sejak kapan Agus jadi NU, peduli ke NU, datang ke NU dan sowan ke Kiai, tiba-tiba dapat keistimewaan diberi KartaNU dan langsung oleh Rais Aam PBNU dan Ketum PBNU? Apa kriteria ini? Saya saja yang dari lauhul mahfudz sudah NU, hingga lahir dan besar, perlu ngantri untuk dapat KartaNU. Hehehe..

Banyak yang curiga karena Sekjen PBNU juga merupakan politisi PKB dan anggota DPR Fraksi PKB yang satu koalisi dengan Cikeas. Tanpa mengurangi rasa hormat pada Rais Aam PBNU, Kiai Ma'ruf Amin (semoga Allah SWT memberikan beliau kesehatan dan panjang umur) adalah Watimpres zaman SBY dan pada Pilkada 2012 mendukung Foke yang merupakan cagub dari Demokrat.

Andai PBNU dan struktur PBNU tidak main-main dengan khittah 1926 yakni benar-benar netral dari politik praktis, maka pihak-pihak lain akan segan melakukan politisasi NU, tapi karena di Pengurus Besarnya sudah "main" maka tidak heran, pihak-pihak lain juga akan melakukan hal yang sama dengan dalih yang bermacam-macam, apalagi di NU dikenal yang kuat adalah jamaah dan kiainya, bukan di strukturnya. Di NU tergantung kiai, juga tergantung ke mana arah politik kiai.

Andai PBNU melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Keluarga Gus Dur di Ciganjur dalam Acara Haul bulan Desember 2016, yakni mengundang semua calon maka, ini akan memberikan dampak yang lebih baik. Meski kita juga tahu, Keluarga Gus Dur sangat dekat secara emosional dengan Ahok.

Ahok pernah diberikan Gus Dur Award dan Ahok membangun RPTRA dengan patung Gus Dur Kecil di depan Taman Amir Hamzah di depan kantor Wahid Institute. Tapi, kedekatan dan kesukaan keluarga Gus Dur pada Ahok, tidak mengurangi mereka untuk bersikap adil pada calon-calon yang lain.

Jadi, kalau menurut Al-Quran, "janganlah kebencianmu pada suatu kaum mendorong mu tidak berbuat adil" maka dalam pesan yang lain bisa juga ditangkap, "janganlah kecintaanmu pada suatu kaum mendorong mu tidak berbuat adil." Jadi, meskipun Sekjen PBNU adalah politisi PKB dan satu koalisi dengan Cikeas, harusnya bisa bersikap adil pada cagub-cagub lain.

Publik dan warga NU juga tidak bisa dibohongi, bicara Khittah 1926 dan netral politik, ternyata malah "main" dengan salah satu Paslon Cagub. Ini yang benar-benar disayangkan, sehingga ini menyeret kemuliaan Rais Aam PBNU dan nama baik NU secara jam'iyyah.

Intinya, banyak pihak yang sekarang "main" di NU, khususnya para politisi NU yang masuk di banyak parpol yang tergantung dengan arah koalisi Cagub. Secara struktural PKB memegang NU di Tanfidziyahnya. Tentu saja mereka melakukan segala helah agar NU tetap bisa dimanfaatkan untuk Paslon mereka dan melakukan "blocking" terhadap pengaruh dari politisi-politisi NU dari non-PKB.

Politisi NU dari parpol lain tidak kehilangan akal, karena sebenarnya warga NU sangat cair, tergantung pada kiai. Di sinilah mereka tetap bisa "main". Karena kiai ibaratnya adalah pemilik saham di NU, yang punya jamaah.

Meskipun kiai ini tidak masuk dalam struktur NU, tapi punya jamaah yang banyak dan sudah dikenal sebagai kiai NU, maka tidak ada yang bisa membendung pengarung kiai tersebut. Gelar kiai juga dapat dari pengakuan masyarakat, bukan diberi oleh struktur NU.

Maka, apabila struktur NU, yakni Jam'iyyah NU dikooptasi oleh satu parpol, oleh satu kepentingan politik tertentu, pastilah akan ada perlawanan dari gerakan kultural, jamaah NU yang bisa saja ditunggangi kelompok-kelompok politik lain. Dan NU terjebak dalam pusaran politis yang tak ada habisnya.

Biar gak mumet, apa solusinya?

Ke depan dan untuk jangka panjang, pengurus struktur NU harus benar-benar menunjukkan keseriusan dan komitmen pada Khittah 1926, artinya ya jangan "main" politik. Kehadiran Agus-Sylvi ke PBNU itu jelas-jelas bagian dari "main politik". Kalau ada pihak-pihak saat ini yang menyeret-nyeret NU, maka itu tidak lebih dari reaksi terhadap oknum PBNU yang mempolitisasi NU dgn kehadiran Agus-Sylvi.

Nah, agar tidak "main" politik, maka pengurus di PBNU jangan dipilih dari politisi, seperti Sekjen PBNU sekarang yang berasal dari politisi dan anggota DPR PKB. Sebagai "petugas partai", Sekjen PBNU sekarang pastilah akan membela habis-habisan kepentingan partainya di PBNU dengan pelbagai dalih: PKB dilahirkan NU, hanya PKB yang peduli NU dan Kiai dll. Harusnya kalau konsisten dan Khittah 1926, maka, tidak boleh ada satu parpol yang punya klaim dan satu-satunya yang punya akses, bahkan menguasai NU.

Untuk jangka pendek, masih ada waktu bagi PBNU untuk menetralisir semua ini dengan mengundang semua Paslon agar tidak dianggap sepihak dengan "permainan" oknum di PBNU yang mendukung Pasangan Agus-Sylvi saja. Cara Keluarga Gus Dur bisa ditempuh.

Ini cara yang sangat arif yang bisa meletakkan politik keadilan dan kesetaraan, semua Paslon diundang. Meski kita juga tahu, Nyai Yenny Wahid adalah seorang politisi, yang juga punya arah politik tapi tidak mengurangi kearifan Keluarga Gus Dur untuk bersikap adil.

Maka, untuk menunjukkan netralitas PBNU dan komitmen pada Khittah 1926, bisa mengundang semua Paslon, memberikan doa dan taushiyah kebangsaan bagi mereka, siapapun yang menang, terserah pilihan warga DKI.

Kalau ada pertanyaan, bagaimana dengan Ahok yang bukan muslim? Kalau memakai argumen kaidah fiqih, maka mudah menjawabnya yang biasa dilakukan oleh kiai-kiai NU, bahwa pencalonan Ahok adalah produk konstitusi negeri ini, yang selama ini dikenal dengan akronim PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45).

Maka, apabila NU rela dan setia pada dasar-dasar dan pilar-pilar di atas, harusnya rela dengan apa yang menjadi produk dari konstitusi.

Kaidahnya berbunyi الرضا بالشيء رضاً بما يتولد منه, rela pada sesuatu, maka harus rela apa yang lahir dari sesuatu itu. Konstitusi Indonesia tidak mengenal perbedaan agama dan suku dalam pencalonan. Maka secara konsisten NU harus rela dan setia pada produk konstitusi itu. Dengan tidak membeda-bedakan Paslon berdasarkan perbedaan agama dan suku.

Kalau tidak rela pada produk Konstitusi ini, maka NU nanti bisa mengusulkan amandemen, perubahan UUD 1945 yang mengharuskan agama Islam, misalnya, menjadi salah satu syarat sebagai calon pemimpin di negeri ini. Jika ini terjadi, NU akan sama dengan DI/TII, Masyumi, FPI, FUI, Majelis Mujahidin, dllnya. Tapi ini tidak akan terjadi, insya Allah, karena Konstitusi 18 Agustus 1945 dan Amandemen UUD setelah reformasi merupakan hasil ijtihad politik orang-orang NU juga.

Kesimpulan, untuk menjaga Khittah NU, ke depan, pengurus-pengurus NU jangan diambil dari politisi. Janganlah politisi yang "nyambi" pengurus NU. Jangan pula menampakkan dukungan dan keterlibatan dengan salah satu partai dan Paslon tertentu, klau pun mau hadir sebagai bagian dari dakwah dan syiar, maka adillah, hadiri semuanya. Jangan mengistimewakan salah satu parpol dan pasangan saja yg selama ini terjadi.

Untuk jangka pendek dalam konteks Pilkada DKI, PBNU mestinya bisa mengundang semua calon dan mendoakan semuanya serta memberikan nasehat pada semuanya. Dengan demikian bisa ditepis kedekatan dan "permainan" oknum di PBNU terhadap salah satu Paslon. Kira-kira demikian. Wallahul muwaffiq ila Aqwawith Thariq. [Kitab Kuning Digital]

Solihin Hidayat, warga NU pendatang di Jakarta, tidak punya KTP Jakarta, masih KTP Madiun.

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/02/mengapa-nu-terseret-politik-praktis-di-pilkada-dki-jakarta.html

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Kitab Kuning Digital sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Kitab Kuning Digital. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Kitab Kuning Digital dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock